Rabu, 01 Desember 2010

posting gambar


Posting Gambar


Rabu, 10 November 2010

Rabu, 03 November 2010

LAMBANG DCC BANDAR LAMPUNG

Arti dari setiap simbol pada lambang DCC adalah sebagai berikut: 1.Tulisan DCC berangkai/saling berhubungan artinya ikatan yang kuat dan utuh dan warna tulisan putih beraarti niat yang suci                        2.segi lima berwarna kuning dengan garis tepi biru melambangkan bahwa DCC bertujuan mensejahterakan seluruh keluarga besar danmasyarakat melalui ilmu pengetahuan.                                                                     dengan tujuan yang baik serta cita-cita yang luhur,semoga perguruan tinggi DCC bandar lampung akan terus mencerdaskan anak bangsa,dan TERUS BERJAYA.........

PERGURUAN TINGGI DCC BANDAR LAMPUNG

YAYASAN DIAN CIPTA CENDIKIA
Pemilik dan Pengelola ABA - AMIK dan LP DCC.
 
Sejarah DCC Bandar Lampung
 
 
 
 
Yayasan Dian Cipta Cendikia didirikan berdasarkan akte Notaris Imran Ma'ruf No. 1 bulan September 1999.
Yayasan ini merupakan bentuk formalisasi kelembagaan dan Badan Hukum guna mewadahi Lembaga Pendidikan DCC Bandar Lampung yang berdiri sejak 18 Februari 1994 dan ABA - AMIK DCC Bandar Lampung yang mendapatkan izin operasi dari Departemen Pendidikan Nasional (Dirjen DIKTI) pada tanggal 29 Maret 2000.Sebelum menyelenggarakan program Pendidikan Diploma Tiga (ABA dan AMIK), DCC Bandar Lampung menyelenggarakan kursus B. Inggris, Komputer, Mengetik dan Akuntansi serta Bimbingan Belajar.

Rabu, 03 November 2010

SEJARAH DAN KARAKTERISTIK DDC

Sejarah Dan Karakateristik "DDC"



Melville Louis Kossuth Dewey lahir pada 10 Desember tahun 1851, hidup di lingkungan keluarga lemah dan miskin bertempat tinggal di Brown kota yang kecil di New York.
Dengan teliti dan ketertarikannya akan suatu ejaan yang disederhanakan, ia memendekkan nama pertamanya menjadi Melvil, sebagai orang dewasa yang muda, dia menghilangkan nama tengahnya untuk mempersingkat namanya menjadi Dui. Dewey menemukan suatu gagasan ilmu klasifikasinya dengan menamakan sebagai Dewey klasifikasi Sistim desimal ( DDC) suatu sistem ketika ia berumur 21 tahun dan bekerja sebagai asisten siswa di perpustakaan dari Amherst Perguruan tinggi. Pekerjaan yang diciptakan tersebut adalah suatu revolusi di dalam ilmu kepustakaan. Dan ia menjalankan suatu jaman yang baru tentang dunia kerja kepustakaan. Yang layak dijuluki sebagai Melvil Dewey dengan sebutan Bapa dari Lingkup kerja kepustakaan yang modern." lingkup kerja kepustakaan Dewey yang diubah dari suatu lapangan kerja persis sama benar profesi yang modern.
Ia membantu dalam menetapkan Asosiasi Perpustakaan Amerika ( ALA) pada tahun 1876; ia menjabat sebagai sekretaris dari tahun 1876-1890 dan menjadi presiden pada tahun 1890-1891. Ia juga menerbitkan Perpustakaan Jurnal yang diterbitkan. Sebagai tambahan, standard perpustakaan Dewey yang dipromosikan, dan membentuk suatu perusahaan untuk menjual persediaan perpustakaan, yang secepatnya menjadi Kantor perusahaan Perpustakaan
Seorang pelopor di dalam dunia pendidikan perpustakaan, Dewey telah menjadi seorang pustakawan yang berasal dari Columbia Perguruan Tinggi ( sekarang Columbia Universitas) di Kota New York pada tahun1883, dan menciptakan sekolah perpustakaan pertama di dunia pada tahun 1887. Dan pada tahun 1889, ia menjadi direktur dari suatu Perpustakaan di New York di Albania, suatu posisi yang ia kerjakan sampai 1906. cakupan Dewey dari pengetahuan dan pekerjaan sangat luas dan bervariasi.
Ia memelopori ciptaan dari peluang karier untuk wanita-wanita. Ia dan isteri yang pertamanya, Annie Dewey, mengembangkan suatu tempat tepatnya di daerah Danau yang tenang, suatu tempat peristirahatan untuk sosial, pengayaan rohani dan budaya di Adirondack di daerah Pegunungan.
Sebagai suatu pembaharu ejaan yang telah disebut diatas, Dewey yang diperkenalkan pada sebagian awal edisi dari DDC pada ejaan yang disederhanakan, pengenalan aslinya pada ejaan yang disederhanakan telah dicetak kembali pada edisi yang berikut dari DDC melalui penerbitan dari Edisi 18 pada tahun 1971. Melvil Dewey yang meninggal setelah menderita suatu penyakit pada 26 Desember tahun 1931 pada umur 80. Tujuh dekade setelah kematiannya, ia masih dikenal sebagai Dewey, terutama untuk Penggolongan Sistim desimal, paling luas dalam penggolongan atau bentuk klasifikasi perpustakaan yang digunakan di dunia.
Pada edisi-edisi selanjutnya DDC terus disempurnakan dengan memasukkan subjek yang belum tercakup selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Disamping itu juga terdapat edisi lengkap, DDC menerbitkan edisi ringkas yang dapat digunakan bagi perpustakaan-perpustakaan yang tidak begitu besar dan bersifat umum. DDC pada saat ini telah diterbitkan juga dalam bentuk terjemahan dalam berbagai bahasa, termasuk dalam bahasa Indonesia dan sangat dikenal di dunia perpustakaan.
Banyak system klasifikasi yang tidak mampu bertahan lama, tetapi DDC ternyata telah mampu bertahan lebih dari satu abad sejak edisi pertama sampai saat ini. Terlepas dengan beberapa kelemahan pada DDC system klasifikasi ini dinilai baik dan sistimatik, universal, fleksibel, lengkap dan siap pakai (enumerated), terutama pada suatu badan yang mengawasi perkembangannya dan terus mengadakan peninjauan unutk menyempurnakan edisi-edisi selanjutnya.
Perpustakaan mempunyai format penggolongan bagian dari bidang perpustakaan dan ilmu pengetahuan informasi. Semua itu berjalan bersamaan dengan perpustakaan ( deskriptif) cataloging dan penggolongan, kadang-kadang perpustakaan mengelompokkan bersama-sama sebagai jasa teknis. Profesional perpustakaan yang sedang dalam melibatkan proses cataloging dan menggolongkan bahan-bahan, bahan-bahan perpustakaan disebut sebagai suatu pendaftar buku-buku atau catalog pustakawan.
Sistem klasifikasi Perpustakaan adalah salah satu dari dua perkakas yang digunakan untuk memudahkan pokok mengakses. Yang lain adalah bahasa index menurut abjad seperti Thesaurus dan system Subject.
Suatu klasifikasi perpustakaan adalah suatu sistem dari persandian dalam mengorganisir bahan-bahan perpustakaan, bahan-bahan perpustakaan itu seperti ( buku, serial, audiovisual bahan-bahan pustaka, file komputer, memetakan, naskah, realia, dan lain-lain). Dan suatu nomor dari;jumlah panggilan untuk informasi sumber daya itu. yang serupa Ke sistem klasifikasi menggunakan sistem klasifikasi. Perpustakaan yang menggolongkan kesatuan yang yang serupa bersama-sama secara khas diatur berdasarkan struktur brown secara hirarkis ( mengumpamakan sistem yang none-faceted). Klasifikasi berciri konsisten dari suatu pekerjaan yang terdiri dari dua langkah-langkah. Pertama ' tentang' dari material dipastikan. Berikutnya, suatu nomor; jumlah panggilan yang didasarkan dengan pada sistem klasifikasi. Jadi ditugaskan ke pekerjaan yang menggunakan notasi dari sistem
Pada tahun 1876 terbitlah sebuah pamphlet yang berjudul A Classification and subject index for cataloging the books and phamflet of a library. Penerbitan pamphlet tersebut mwenandai erbitnya system Dewy Decimal Classification, lebih dikenal dengan singkatan DDC.
Kini DDC menginjak edisi ke 22 ( terbit pada 2003), merupakan bagan klasifikasi yang banyak dipakai di dunia. Di Indonesia, DDC menduduki peringkat pertama sebagai bagan kasifikasi yang paling banyak digunakan, menyusul kemudian Universal Decimal Classification atau yang sering disebut dengan UDC.
DDC dibuat oleh Melvil Dewey berdasarkan kajiannya terhadap puluhan buku, pamphlet dan kunjungannya ke berbagai perpustakaan. Maka DDC dapat dikatakan sebagai klasifikasi pengetahuan untuk keperluan menyusun buku di perpustakaan. Jadi, DDC bukanlah klasifikasi ilmu pengetahuan seperti banyak diduga orang.
Edisi pertama terbit pada tahun 1876 setebal 44 halaman, diterbitkan dengan nama pengarang anonim,berisi kata pendahuluan, bagan untuk 10 kelas utama yang dibagi secara desimal menjadi 1000 kategori bernomor 000-999, serta indeks subyek menurut abjad.
Pembagian 10 kelas utama merupakan perbaikan dari sistem klasifikasi yang di kembangkan oleh W,T.Harris pada tahun 1870. Harris sendiri mendasarkan bagan klasifikasinya atas klasifikasi pengetahuan menurut ilmuwan francis bacon tetapi tata urutanya berbeda. Bacon membagi pengetahuan menjadi 3 kategori dasar yaitu sejarah,sastra [poesy],dan filsafat . ketiga kategori ini sesuai dengan pembagian pikiran manusia yaitu memori [ingatan] ,imaginasi ,dan nalar.[tabel 32,1]
Dalam bagan klasifikasi barunya,Dewey memperkenalkan dua ciri baru yaitu lokasi relatif dan indeks relatif .sebelum dikembangkan DDC, buku perpustakaan di beri nomor sesuai dengan lokasi masing-masing di rak. Misalnya XV1-15 artinya buku di rak XV1dengan nomor urut 15. dengan kata lain penentuan buku di rak menggunakan lokasi tetap sehingga buku tidak dapat diubah-ubah letaknya .Halangan lokasi tetap ialah buku dalam subjek sama mungkin letaknya terpencar karena kedatangannya di perpustakaan tidak sama.Sistem Dewey memberi nomor buku menurut subjeknya. Dengan demikian buku disusun menurut subjeknya tanpa memperhatikan di mana buku tersebut diletaknya di rak .Bila buku baru datang maka buku tersebut dapat disisipkan di antara buku lama selama buku baru tersebut berkaitan subjeknya dengan buku lain Sistem penempatan semacam ini yang memungkinkan perubahan letak selama buku tetap berkaitan subjeknya disebut lokasi relatf. Lokasi ini memungkinkan interkalasi tanpa batas, buku dapat dipindah-pidahkan tanpa harus mengubah nomor panggil. Dalam indeks relatif, Dewey menyatukan dalam satu lokasi berbagai subjek yang berkaitan atau sebuah subjek dibahas dalam beberapa bidang studi.
(1). Edisi Awal
Edisi 2 keluar tahun 1985 telah terjadi relokasi artinya penggeseran sebuah subyek dari sebuah nomor ke nomor yang lain. Edisi ini merupakan basis pola notasi pada edisi selanjutnya. Dalam edisi tersebut, Dewey pertama kali mengumakakan prinsip integritas angka artinya nomor dalam bagan Dewey dianggap sudah mapan walaupun mungkin terjadi relokasi. Dewey menyadari bahwa gawatnya relokasi dari satu edisis ke edisi lainnya karena perubahan, lebih-lebih lagi relokasi mengakibatkan perlunya reklasifikasi, padahal reklasifikasi tidak disenangi oleh seorang pustakawan. Integritas angka atau stabilitas angka tetap dipertahnkan pada edisi-edisi awal DDC, walaupun perubahan angka tertentu tidak dapat dihindari. Dewey mengawasi revisi bagannya hinnga edisi ke-13.
(2). Edisi ke-15
Edisi ke-14 memperahankan kebijakan sebelumnya. Rinciannya semakin memperjelas namun terdapat sedikit perubahan dalam struktur dasar. Perluasan pun tidak seimbang karena masih banyak bidang yang belum dikembangkan. Pada edisi ke-15 diambil kebijakan yaitu rincian di beberapa bidang dipangkas sehingga terdapat keseimbangan dalam subdivisi. Kalau pada edisi ke-14 terdapat sekitar 31.000 entri maka edisi 15 dipangkas menjadi 4700 entri. Juga disadri bahwa bagan DDC tidak sesuai dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya sains dan teknologi. Ini terjadi mungkin karena kebijakan integritas nomor. Pada edisi ke-15 diputuskan untuk relokasi sejumlah besar subyek. Indeks juga diperbaiki dan diringkas sedangkan ejaan yang disederhanakan yang digunakan pada edisi sebelumnya kini ditinggalkan.
Setelah terbitan edisi ke-15 pada tahun 1951 terbukti bahwa perubahan yang dilakukan dalam edisi ke-15 dianggap terlalu berat bagi pustakawan, banyak pustakawan yang tetap menggunakan edisi ke- 14.
(3).Edisi ke-16 hingga 19
edisi 16yang telah terbit pada tahun 1958 memulai tradisi baru dengan kebijakan siklus revisi tujuh tahunan artinya bagan Dewey akan keluar dalam edisi baru setiap 7 tahun. Pad edisi 16 diputuskan untuk kembali kepada kebijakan lama dalam mempertahankan enumerasi terinci sambil mengambil butir inovasi dari edisi 15 seperti ejaan baku, per-istilahan yang mutakhir, serta penyajian tipofrafi yang menarik.
Edisi 17 hingga 19 tetap berpegang pada kebijakan di atas. Editor DDC tetep mempetahankan prinsip integtitas nomor dalam batas-batas masih masuk akal.
(4). Edisi ke 20
Edisi 20 terbit pada tahun 1989 dengan beberapa perubahan. Warna edisi menjadi coklat muda dan dibagi menjadi 4 jilid karena edisi sebelumnya ( terutama pada bagan klasifikasi) dianggap terlalu repot. Jilid 1 merupakan tabel subdivisi standar, jilid 2 bagan dari 000-500, jilid 3 bagan 600-900, dan jilid 4 merupakan indeks.
Walaupun tetap merupakan dalam tahap mempertahankan prinsip integritas nomor, dalam edisi ini, prinsip tersebut sedikit dilanggar. Terjadi relokasi, misalnya komputer kini menepati 001, yang semula merupakan bagan dari elektronika.
(5). Edisi Ringkas
Untuk keperluan perpustakaan kecil serta perpustakaan dengan laju pertumbuhan lamban maka sejak tahun 1894 telah diterbitkan edisi ringkas. Edisi ringkas ini merupakan memuat kira-kira 2/5 dari edisi lengkap. Edisi ringkas digunakan oleh perpustakaan sekolah serta perpustakaan umum yang relatif kecil.
Pada awal mulanya, edisi ringkas direvisi bilamana dianggap perlu. Ketentuan ini kemudian diubah, setiap edisi ringkas diterbitkan mengikuti pola edisi lengkap. Untuk edisi lengkap 19 diterbitkan edisi ringkas ke-11, dengan terbitnya edisi lengkap 20 maka edisi 12 ringkas diharapkan terbit sekitar tahun 1991. Hingga edisi ringkas ke-9, edisi tersebut merupakan ringkasan sebenarnya dari nomor untuk berbagai subjek yang berbeda dengan edisi lengkapnya. Jadi, bukan hanya ringkasan belaka, kadang-kadang merupakan ringkasan atau kadang-kadang merupakan adaptasi. Atas permintaan pemakai, edisi ringkas ke 11 merupakan ringkasan sesungguhnya dari edisi lengkap 19.
2.. Bagan DDC
Dalam sistem klasifikasi DDC Dewey membagikan seluruh bidang ilmu menjdi 9 bidang ilmu pengetahuan, masing-masing bidang diberi simbol berupa angka Arab, yakni dari 1 sampai 9. Karena dalam sistem klasifikasi DDC suatu notasi sekurang-kurangnya terdiri atas tiga buah angka Arab, maka dalam pembagian pertama bidang-bidang ilmu pengetahuan angka 1 sampai 9 masing-masing ditambah 00 menjadi 100 s.d. 900, disamping itu terdapat pila satu bidang ilmu yang bersifat umum yang diberi simbol 000. Kesepuluh bidang tersebut merupakan pengelompokkan pertama dalam sistem DDC dan telah menjadi kelas utama.
Bagan atau schedule pada DDC terdiri dari serangkaian notasi bilangan ( yang disebut dengan nomor kelas) untuk kelas utama dan semua perincian lanjutannnya (tajuk) yang disusun menurut ”Prinsip-prinsip Dasar DDC” yang sudah diuraikan sebelumnya.
Seringkali tajik dalam bagan diikuti dengan satu atau beberapa catatan dan petunjuk pemakainya. Uraian lebih lanjut mengenai lanjutan catatan dan petunjuk tersebut pada penjelasan berikutnya.
Bagan lengkap DDC juga memiliki ringkasan-ringkasan yang disebut dengan ringkasan pertama (yang terdiri dari 10 kelas utama) dan ringkasan yang kedua (yang terdiri dari 100 revisi) dan ringkasan yang ketiga, yaitu 1000 seksi yang sebenarnya hanya 920 seksi, karena terdapat nomor kelas yang tidak atau belum dipakai.
(6). Revisi
A. Prosedur Revisi
Editor DDC bertanggung jawab atas revisi bagan DDC. Kantor penyunting DDC merupakan bagan dari Processing Department library of Congress sedangkan penerbit DDC adalah Forrest Prss. Kedua badan tersebut membentuk Decimal Classification Editorial Policy committee dengan tugas revisi DDC. Komiite tersebut memeriksa usulan revisi serta mengajukan saran perbaikan kepada Forrest Press. Editor DDC adalah kepala Decimal Classification Division library of Congress yang juga bertugas membubuhkan notasi Dewey pada berkas catalog libray of Congress. Dengan demikian diharapkan terdapat ketaat-asasan serta koordinasi revisi serta aplikasi system.
Saat ini DDC memiliki siklus atau interval 7 tahun. Selama periode tersebut, semua bagan dan tabel diperiksa ulang serta dilakukan revisi bilamana diperlukan.
B. Bentuk Revisi
(a). Perluasan
Perluasan dapat digunakan untuk memperkenalkan subjek baru erta memberikan subdisivisi lebih spesifik dan terinci bagi subjek yang telah ada. Siatem notasi DDC memungkinkan bpenambahan subjek baru cukup dengan menambahkan subdisivisi baru. Ancangan tersebut merupakan ancangan yang masuk akal.
Karena subjek yang baru akan muncul jarang yang merupakan subjek sama sekali baru, terlepas dari perngetahuan yang ada. Subjek baru biasanya tumbuh sebagai anak atau hasil perkembangan bidang ilmu yang ada. Bagi pengetahuan yang tidak ada, rincian mendalam akam subdivisi yang ada akan dilaksanakan bilamana bahan pustaka mengenai subjek tersebut semakin meruyak.
(b). Reduksi
Biasanya bila suatu subdivisi jarang digunakan maka pada edisi berikutnya subdivisi tersebut dihilangkan serta dibiarkan kosong. Sebagai penggantinya, subtopik yang digunakan dan yang mencakup subdivisi yang telah dihilangkan itu kini diperluas dengan topik umum. Dalam prakteknya, jumlah perluasn jauh lebih banyak daripada reduksi.
(c). Relokasi
Dalam setiap edisi, sejumlah topik digeser ke berbagai lokasi ( dalam hal ini memperoleh nama baru) dalam bagan. Relokasi dilakukan dengan berbagai alasan yang salah satunya adalah:
1.Untuk membenahi penempatan yang kurang tepat. Ini dilakukan dengan menempatkan topik pada lokasi yang dianggap lebih tepat.Misalnya pada edisi 18 DDC, bahasa dan sastra ”yiddish” diubah dari 492,29 dan 892,49 (semula subdivisi bahas dan sastra Hibrani)ke lokasi baru dengan nomor 437,947 dan 839,09 (sebagai cabang bahasa dan sastra German).
2, Untuk menghilangkan penyedian gandatatkala dua angka atau lebih mewakili konsep yang sama atau terjadi kontradiksi.Misalnya, ”securities exchange” (semula 332,642) dan ”exchange of securties on otganizied exchange (semula 332,62) kini menjadi dan telah digabungkan sebagai subjek tunggal ”exchange of securities” serta memperoleh angka 332,642 dalam edisi ke- 18.
3. Memberikan tempat bagi subjek baru bilamana tidak tersedia nomor, misalnya pada edisi ke-18 DDC, Antartika dipindahkan dari notasi kawasan -99 ke -989 untuk memberi tempat -99 bagi ”extraterrestial Worlds”. Lazimnya bila sebuah nomor dikosongkan karena relokasi maka nomor kosong tersebut baru diisi pada edisi berikutnya.
4. Sebagai hasil penataan kembali bidang pengetahuan, sebuah subjek tertentu yang telah ada, namun kemudian terbukti bahwa penempatan tersebut kurang cocok. Maka subjek baru tersebut dialihkan ke subjek lain yang berbeda. Misalnya Austronautius semula memperoleh notasi 629,4 ( sebagai salah satu cabang ”Engineering”).
(d). Phoenix Schedules
dalam hal ini, seluruh bagian sebuah subjek direvisi besar-besaran tanpa memperhatikan edisi sebelumnya. Hal ini terjadi dengan 510 pada DDC edisi ke-18, 324 pad edisi ke-19, an 780 pada edisike-20. Dengan revisi besar-besaran ini maka editor DDC tidak terpaku pada penundaan notasi maupu terikat pada notasi yang ada,. Jadi, hasilnya ialah relokasi besar-besaran. Dalam istilah klasifkasi, bagan yang direvisibeasr-beasran tanpa memperhatikan edisi sebelumnyadiperlakukan secara ” Phoenix”. Biasnya subjek yang memperoleh ”Phoenix Schedules” diberi tanda segi tiga besar.
Contoh : 546 (kimia anorganik) dan 547 (kimia organic) dalam edisi 16.
7. Prinsip Dasar
a. Klasifikasi Berdasarkan Disiplin
DDC merupakan klasifikasi berdasarkan disiplin, bukan hanya pengelompokkan bahan pustaka berdasarkan subjek belaka.Pembagian kelas utama dan subklas berdasarkan disiplin akademis atau bidang kajian, bukannya berdasarkan subjek.Hasilnya ialah subjek yang sama mungkin memperoleh tempat kelas lebih dari satu.Misalnya, subjek kelurga mungkin digolongkan dalam kelas etika, agama, sosiologi, adat istiadat, keluarga berencana, rumah tangga, genealogi, tergantung pada ancangan pengarang.
Dalam DDC, pengetahuan di bagi menjadi 9 kelas utama yaitu Filsafat, Teologi, Sosiologi ( kemudian Ilmu-Ilmu sosial ),Flologi, Ilmu Alam, Useful arts, kesenian( Fine arts ), sastra, dan sejarah.Beberapa diantaranya kini tidak dianggap lagi sebagai disiplin.Kini lebih di anggap sebagai bidang kajian dengan masing-masing bidang mencakup beberapa disiplin akademis.Pada universitas modern, bidang semacam Filsafat, bahasa, kesenian, dan sastra di kelompokkan dalam kelompokkan Humaniora, swjajar dengan bidang kajian lain seperti Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu-Ilmu Alam.Ilmu-Ilmu Sosial terdiri dari beberapa disiplin.
Dalam kelas utama DDC, enam dari 9 kelas utama termasuk kelompok Humaniora, sedikit banyak mencerminkan situasi pengajaran sesama Dewey. Perkembangan dalam ilmu pengetahuan tidak sama cepatnya sehingga terdapat perbedaan kecepatan dan kuantitas ilmu pengetahuan.Hal ini menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan dalam DDC. Sebagai contoh kelas Filsafat dan Agamarelaif tidak ada perubahan sejak edisi pertama hingga edisi 20 sementara kelas Useful arts ( kemudian berubah nama menjadi Teknologi/Ilmu-Ilmu Terapan ) mengalami perkembangan dan peluasan luar biasa.
b. Struktur Hirarkhis
DDC terdiri dari sembilan kelas utama ditambah satu kelas generalia sehingga terdapat 10 kelas utama. Setiap kelas utama dibagi lagi menjadi subkelas, kemundian dibagi lagi pada tahap berikutnya. Pengetahuan akan hal ini terdapat kelas 800 Sastra dan 000 Generalia. Pada kelas 800, susunan mula-mula berdasarkan sastra kemudian bahasa asal, bentuk literel, lalu periode.Pada kelas Generialia, susunan mula-mula berdasarkan bentuk ( seperti 030 Ensiklopedia umum, 050 majalah, dan 071-070 surat kabar ) kemudian menurut bahasa atau tempat. Karana bahan pustaka ini tidak berkaitan dengan subjek spesifik maka tidak termasuk kedala disiplin tertentu. Kelas 800 dan sebagiankelas 000seriang disebu kelas bentuk ( From class).
8. Notasi
a. Simbol
DDC menggunakan notasi murni berdasarkan angka Arab. Setiap topik dalam bagan dinyatakan dalam angka Arab misalnya 3465.59804695. Sistem notasi ini dikenal di mana-mana serta mampu mengatasi tembok bahasa karena maknanya universal.
Dewey membagi universum pengetahuan berbasis 10 sebagai berikut :
0 Karya umum
1 Filsafat dan disiplin berkaitan
2 Agama
3 Ilmu-Ilmu Sosial
4 Bahasa
5 Ilmu-Ilmu Murni
6 Teknologi (ilmu-ilmu terapan)
7 Kesenian
8 Sastra ( belles-letres, susastera)
9 Geografi umum dan sejarah serta cabangnya
Untuk membagi kelas utama digunakan prinsip desimal, atau setiap kelas utama dapat dibagi lagi secara desimal menjadi 10 devisi yang merupakan subordinasi dari kelas utam tersebut, mialnya kelas utama 300 (ilmu-ilmu sosial) dibagi menjadi 10 divisi sebagai berikut:
300 – ilmu-ilmu sosial
310 – statistik
320 - politik
330 - ekonomi
dan seterusnya
Dalam prakteknya, DDC menggunakan bilangan tiga digit sehingga harus menambahkan nol agar terbentuknya bilangan tiga digit. Misalnya, 2 menjadi 200 untuk Agama dan 510 untuk Matematika. Bagi bilangan yang berisi lebih dari tiga digit pertama ditambahkan titik,misalnya :
327.598073
512.56
745.92251
selain bagan klasifikasi yang memuat notasi-notasi dasar yang siap pakai (enumerated), bagan DDC juga menyediakan tabel-tabel tambahan atau tabel pembantu dan indeks subjek. Tabel-tabel tambahan berisi notasi-notasi tambahan yang penggunaannya tidak berdiri sendiri, melainkan digabung dengan notasi dasar dari bagan klasifikasi DDC. Dalam DDC terdapat tujuh buah tabel pembantu.
b. Struktur Hirarkis
Ciri lain notasi DDC ialah struktur hirarkis artinya notasi DDC mencerminkan tata susunan hirarkis dari klasifikasi. Notasi mencerminkan hubungan antara masing-masing unit pengetahuan serta elemen subordinasinya. Setiap kelas utama di bagi menjadi 10 divisi. Posisi kedua dari notasi mengungkapkan konsepdivisi.Dalam posisi ini, 0 digunakan untuk karya umum bagi seluruh kelas utama, sedangkan 1-9 untuk sunkelas. Dengan demikian 500 digunakan untuk karya umum dari Ilmu-ilmu Murni, misalnya 540 Kimia.
Setiap divisi dibagi lagi menjadi 10 seksi. Seksi ini ditandai dengan tiga digit, misalnya :
510 Matematika
511 Generalia
512 Aljabar
513 Aritmatika
514 Topologi
540 Kimia
541 Kimia Fisik dan teoritis
542 Laborotorium, aparat, perlengkapan kimia
543 Kimia analitis
Sistem Dewey memungkinkan pembagian subdivisi secara spesifik dan terinci dengan menambahkan notasi decimal. Titik desimal selalu dibubuhkan pada digit ketiga sedangkan sesudahnya tidak perlu dibubuhi titik. Sesudah tanda titik, perluasan notasi dapat dilakukan. Notasi Dewey tidak pernah berakhir dengan nol sesudah titik desimal karena nol terminal sesudah titik desimal tidak ada nilai aritmatikannya.
Pengembangan klasifikasi dari umum ke spesifik ditandai dengan penambahan digit baru pada masing-masing tingkat devisi. Pengecualian akan hal yang bersifat hirarki struktur ini terdapat pada notasi 574 (Biologi), 580 (Botani), dan 590 (Zoologi), secara keseluruhan, struktur klasifikasi hirarkis tercemin dalam notasi hirarkis.
c. Mnemonics
Dalam DDC sering kali terdapat angka konsisten yang acapkali digunakan untuk membentuk subjek. Angka tersebut mencerminkan subjek yang sama, misalnyav Italia memperoleh angka 5 ( namun angka 5 tidak selalu pada Italia).
Dalam sastra, notasi -1 selalu menunjukan bentuk puisi. Jadi pusi Ingris 821; puisi Indonesia 899.2211. gawai ini yang membantu pemakai dalam mengingat atau mengenali nomor kelas serta memungkinkan mengembangkan system enumertif kea rah bagan sintesis analisis. Sietem enumertif merupakan sistem yang mendaftar topik atau bahasan yang ada sementara sistem sintesis analisis merupakan sistem yang mampu mensintesiskan berbagai pokok atau bahasan secara analisis. Gawai untuk keperluan mengingat, mngenali, serta mngembangkan sistem analisis inilah yang disebut dengan mnemonics.
Pada edisi awal, ”mnemonics” banyak sekali digunakan untuk divisi bentuk, divisi geografis, bahasa, dan satra. Karena sifat sintesis analisis dan klasifikasi Dewey semakin meningkat, dan penggunaan ”mnemonics” pun semakin meniungkat pula.
Edisi pertama DDC mulai sebagai sistem enumeratif artinya subjek didaftar ( enumerasi) dalam bagan klasifikasi. Pada edisi kedua tabel bentuk mulai dipergunakan serta nomor tertentu, dala bagan dibagi seperti nomor lainm khususnya menyangkut subdivisi geografis. Jadi sejak edisi awal sintesi atau pembetukan nomor sudah ada.
Mulai edisi ke -17, tabel pada kawasan untuk divisi geografis mulai digunakan. Pada edisi 18 telah diperkenalkan 5 tabel tanbahan, sehingga dapat memperluas sifat sintesis analistis sistem Dewey. Pada edisi ke 20 tetap digunakan 7 tabel seperti tanbahan:
Tabel 1: Subdivisi standar.
Tabel 2 : kawasan geografis, periode historis, personalia.
Tabel 3: subdivisi untuk sastra.
Tabel 3-A: Subdivisi untuk karya oleh atau tentang pengarang perorangan.
Tabel 3-B: Subdivisi untuk karya oleh atau tentang lebih dari satu perorangan.
Tabel 3-C: notasi yang ditambahkan sesuai dengan instruksi dalam tabel 3-B dan notasi 808.809.
Tabel 4: Subdivisi bahasa.
Tabel 5: Ras, etnik, kelompok sosial.
Tabel 6:Bahasa.
Tabel 7:Kelompok orang.
Sehingga dapat disimpulkan dari sejarah dan karakteristik dari DDC sebagai berikut:
• Karya Melvil Dewey (1851-1931)
• Terbit pertama kali 1876 dengan judul A Cllassification and Subject Index for Cataloguing and Arranging the Books and Pa1phlets of Library dalam 42 halaman: 12 halaman pendahuluan, 12 halaman bagan dan 18 halaman indeks.
• Saat ini telah terbit edisi ke-22 (2003) setebal > 3000 halaman, terdiri atas 4 jilid: Introduction, 2 Tabel dan Indeks Relatif.
• Disamping edisi lengkap, DDC juga menerbitkan edisi ringkas.
• DDC telah diterjemahkan ke berbagai bahasa
• Mempunyai beberapa keunggulan disamping beberapa kelemahan.
Salah satu keunggulan adalah:
1. DDCmerupakan sistem yang peraktis dan merupakan bagain klasifikasi yang paling banyak digunakan didunia,termasuk indonesia.
2. DDC menggunakan lokasi relatif untuk pertamakalinya
3. Revisi berkala dengan interval teratur menjamin kemutahkiran bagan klasifikasi Dewey.
4. notasi murni dengan angka arab dikenal dengan universal.
5. urutan numrik kasak mata mmudahkan penjajaran dan penempatan buku di rak.
6. sifat hirarkis notasi DDC mencerminkan hubungan antara nomor kelas.
7. penggunaan notasi desimal memungkinkan perluasan dan pembagian subdivisi tanpa batas.
8. sifat mnemonics ntasi membantu pemakai mengingat dan mengenali nomor kelas.
Sedangkan kelemahannya adalah:
1. klasifikasi Dewey terlalu berorientasi pada sifat Anglo Saxon serta kristiani.
2. penempatan beberapa subjek tertentu dipemasalahkan.
3. basis sepuluh DDC membatasi kemampuan perluasan sistem notasi, karena dari sepuluh divisi hanya sembilan yang dapat diperluas untuk memberi tempat subjek yang bertingkat sama dalam hirarki.
4. perluasan sebuah subjek dxap[at dilakukan dengansistem desimal.
5. relokasi dan phonix schedule sering menimbulkan masalh bagi pustakawan.
6. laju pertunbuhan ilmu pengetahuan tidak sama sehingga membuat struktur ilmu pengetahuan tidak seimbang.

SEJARAH DAN KARAKTERISTIK DDC

Sejarah Dan Karakateristik "DDC"



Melville Louis Kossuth Dewey lahir pada 10 Desember tahun 1851, hidup di lingkungan keluarga lemah dan miskin bertempat tinggal di Brown kota yang kecil di New York.
Dengan teliti dan ketertarikannya akan suatu ejaan yang disederhanakan, ia memendekkan nama pertamanya menjadi Melvil, sebagai orang dewasa yang muda, dia menghilangkan nama tengahnya untuk mempersingkat namanya menjadi Dui. Dewey menemukan suatu gagasan ilmu klasifikasinya dengan menamakan sebagai Dewey klasifikasi Sistim desimal ( DDC) suatu sistem ketika ia berumur 21 tahun dan bekerja sebagai asisten siswa di perpustakaan dari Amherst Perguruan tinggi. Pekerjaan yang diciptakan tersebut adalah suatu revolusi di dalam ilmu kepustakaan. Dan ia menjalankan suatu jaman yang baru tentang dunia kerja kepustakaan. Yang layak dijuluki sebagai Melvil Dewey dengan sebutan Bapa dari Lingkup kerja kepustakaan yang modern." lingkup kerja kepustakaan Dewey yang diubah dari suatu lapangan kerja persis sama benar profesi yang modern.
Ia membantu dalam menetapkan Asosiasi Perpustakaan Amerika ( ALA) pada tahun 1876; ia menjabat sebagai sekretaris dari tahun 1876-1890 dan menjadi presiden pada tahun 1890-1891. Ia juga menerbitkan Perpustakaan Jurnal yang diterbitkan. Sebagai tambahan, standard perpustakaan Dewey yang dipromosikan, dan membentuk suatu perusahaan untuk menjual persediaan perpustakaan, yang secepatnya menjadi Kantor perusahaan Perpustakaan
Seorang pelopor di dalam dunia pendidikan perpustakaan, Dewey telah menjadi seorang pustakawan yang berasal dari Columbia Perguruan Tinggi ( sekarang Columbia Universitas) di Kota New York pada tahun1883, dan menciptakan sekolah perpustakaan pertama di dunia pada tahun 1887. Dan pada tahun 1889, ia menjadi direktur dari suatu Perpustakaan di New York di Albania, suatu posisi yang ia kerjakan sampai 1906. cakupan Dewey dari pengetahuan dan pekerjaan sangat luas dan bervariasi.
Ia memelopori ciptaan dari peluang karier untuk wanita-wanita. Ia dan isteri yang pertamanya, Annie Dewey, mengembangkan suatu tempat tepatnya di daerah Danau yang tenang, suatu tempat peristirahatan untuk sosial, pengayaan rohani dan budaya di Adirondack di daerah Pegunungan.
Sebagai suatu pembaharu ejaan yang telah disebut diatas, Dewey yang diperkenalkan pada sebagian awal edisi dari DDC pada ejaan yang disederhanakan, pengenalan aslinya pada ejaan yang disederhanakan telah dicetak kembali pada edisi yang berikut dari DDC melalui penerbitan dari Edisi 18 pada tahun 1971. Melvil Dewey yang meninggal setelah menderita suatu penyakit pada 26 Desember tahun 1931 pada umur 80. Tujuh dekade setelah kematiannya, ia masih dikenal sebagai Dewey, terutama untuk Penggolongan Sistim desimal, paling luas dalam penggolongan atau bentuk klasifikasi perpustakaan yang digunakan di dunia.
Pada edisi-edisi selanjutnya DDC terus disempurnakan dengan memasukkan subjek yang belum tercakup selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Disamping itu juga terdapat edisi lengkap, DDC menerbitkan edisi ringkas yang dapat digunakan bagi perpustakaan-perpustakaan yang tidak begitu besar dan bersifat umum. DDC pada saat ini telah diterbitkan juga dalam bentuk terjemahan dalam berbagai bahasa, termasuk dalam bahasa Indonesia dan sangat dikenal di dunia perpustakaan.
Banyak system klasifikasi yang tidak mampu bertahan lama, tetapi DDC ternyata telah mampu bertahan lebih dari satu abad sejak edisi pertama sampai saat ini. Terlepas dengan beberapa kelemahan pada DDC system klasifikasi ini dinilai baik dan sistimatik, universal, fleksibel, lengkap dan siap pakai (enumerated), terutama pada suatu badan yang mengawasi perkembangannya dan terus mengadakan peninjauan unutk menyempurnakan edisi-edisi selanjutnya.
Perpustakaan mempunyai format penggolongan bagian dari bidang perpustakaan dan ilmu pengetahuan informasi. Semua itu berjalan bersamaan dengan perpustakaan ( deskriptif) cataloging dan penggolongan, kadang-kadang perpustakaan mengelompokkan bersama-sama sebagai jasa teknis. Profesional perpustakaan yang sedang dalam melibatkan proses cataloging dan menggolongkan bahan-bahan, bahan-bahan perpustakaan disebut sebagai suatu pendaftar buku-buku atau catalog pustakawan.
Sistem klasifikasi Perpustakaan adalah salah satu dari dua perkakas yang digunakan untuk memudahkan pokok mengakses. Yang lain adalah bahasa index menurut abjad seperti Thesaurus dan system Subject.
Suatu klasifikasi perpustakaan adalah suatu sistem dari persandian dalam mengorganisir bahan-bahan perpustakaan, bahan-bahan perpustakaan itu seperti ( buku, serial, audiovisual bahan-bahan pustaka, file komputer, memetakan, naskah, realia, dan lain-lain). Dan suatu nomor dari;jumlah panggilan untuk informasi sumber daya itu. yang serupa Ke sistem klasifikasi menggunakan sistem klasifikasi. Perpustakaan yang menggolongkan kesatuan yang yang serupa bersama-sama secara khas diatur berdasarkan struktur brown secara hirarkis ( mengumpamakan sistem yang none-faceted). Klasifikasi berciri konsisten dari suatu pekerjaan yang terdiri dari dua langkah-langkah. Pertama ' tentang' dari material dipastikan. Berikutnya, suatu nomor; jumlah panggilan yang didasarkan dengan pada sistem klasifikasi. Jadi ditugaskan ke pekerjaan yang menggunakan notasi dari sistem
Pada tahun 1876 terbitlah sebuah pamphlet yang berjudul A Classification and subject index for cataloging the books and phamflet of a library. Penerbitan pamphlet tersebut mwenandai erbitnya system Dewy Decimal Classification, lebih dikenal dengan singkatan DDC.
Kini DDC menginjak edisi ke 22 ( terbit pada 2003), merupakan bagan klasifikasi yang banyak dipakai di dunia. Di Indonesia, DDC menduduki peringkat pertama sebagai bagan kasifikasi yang paling banyak digunakan, menyusul kemudian Universal Decimal Classification atau yang sering disebut dengan UDC.
DDC dibuat oleh Melvil Dewey berdasarkan kajiannya terhadap puluhan buku, pamphlet dan kunjungannya ke berbagai perpustakaan. Maka DDC dapat dikatakan sebagai klasifikasi pengetahuan untuk keperluan menyusun buku di perpustakaan. Jadi, DDC bukanlah klasifikasi ilmu pengetahuan seperti banyak diduga orang.
Edisi pertama terbit pada tahun 1876 setebal 44 halaman, diterbitkan dengan nama pengarang anonim,berisi kata pendahuluan, bagan untuk 10 kelas utama yang dibagi secara desimal menjadi 1000 kategori bernomor 000-999, serta indeks subyek menurut abjad.
Pembagian 10 kelas utama merupakan perbaikan dari sistem klasifikasi yang di kembangkan oleh W,T.Harris pada tahun 1870. Harris sendiri mendasarkan bagan klasifikasinya atas klasifikasi pengetahuan menurut ilmuwan francis bacon tetapi tata urutanya berbeda. Bacon membagi pengetahuan menjadi 3 kategori dasar yaitu sejarah,sastra [poesy],dan filsafat . ketiga kategori ini sesuai dengan pembagian pikiran manusia yaitu memori [ingatan] ,imaginasi ,dan nalar.[tabel 32,1]
Dalam bagan klasifikasi barunya,Dewey memperkenalkan dua ciri baru yaitu lokasi relatif dan indeks relatif .sebelum dikembangkan DDC, buku perpustakaan di beri nomor sesuai dengan lokasi masing-masing di rak. Misalnya XV1-15 artinya buku di rak XV1dengan nomor urut 15. dengan kata lain penentuan buku di rak menggunakan lokasi tetap sehingga buku tidak dapat diubah-ubah letaknya .Halangan lokasi tetap ialah buku dalam subjek sama mungkin letaknya terpencar karena kedatangannya di perpustakaan tidak sama.Sistem Dewey memberi nomor buku menurut subjeknya. Dengan demikian buku disusun menurut subjeknya tanpa memperhatikan di mana buku tersebut diletaknya di rak .Bila buku baru datang maka buku tersebut dapat disisipkan di antara buku lama selama buku baru tersebut berkaitan subjeknya dengan buku lain Sistem penempatan semacam ini yang memungkinkan perubahan letak selama buku tetap berkaitan subjeknya disebut lokasi relatf. Lokasi ini memungkinkan interkalasi tanpa batas, buku dapat dipindah-pidahkan tanpa harus mengubah nomor panggil. Dalam indeks relatif, Dewey menyatukan dalam satu lokasi berbagai subjek yang berkaitan atau sebuah subjek dibahas dalam beberapa bidang studi.
(1). Edisi Awal
Edisi 2 keluar tahun 1985 telah terjadi relokasi artinya penggeseran sebuah subyek dari sebuah nomor ke nomor yang lain. Edisi ini merupakan basis pola notasi pada edisi selanjutnya. Dalam edisi tersebut, Dewey pertama kali mengumakakan prinsip integritas angka artinya nomor dalam bagan Dewey dianggap sudah mapan walaupun mungkin terjadi relokasi. Dewey menyadari bahwa gawatnya relokasi dari satu edisis ke edisi lainnya karena perubahan, lebih-lebih lagi relokasi mengakibatkan perlunya reklasifikasi, padahal reklasifikasi tidak disenangi oleh seorang pustakawan. Integritas angka atau stabilitas angka tetap dipertahnkan pada edisi-edisi awal DDC, walaupun perubahan angka tertentu tidak dapat dihindari. Dewey mengawasi revisi bagannya hinnga edisi ke-13.
(2). Edisi ke-15
Edisi ke-14 memperahankan kebijakan sebelumnya. Rinciannya semakin memperjelas namun terdapat sedikit perubahan dalam struktur dasar. Perluasan pun tidak seimbang karena masih banyak bidang yang belum dikembangkan. Pada edisi ke-15 diambil kebijakan yaitu rincian di beberapa bidang dipangkas sehingga terdapat keseimbangan dalam subdivisi. Kalau pada edisi ke-14 terdapat sekitar 31.000 entri maka edisi 15 dipangkas menjadi 4700 entri. Juga disadri bahwa bagan DDC tidak sesuai dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya sains dan teknologi. Ini terjadi mungkin karena kebijakan integritas nomor. Pada edisi ke-15 diputuskan untuk relokasi sejumlah besar subyek. Indeks juga diperbaiki dan diringkas sedangkan ejaan yang disederhanakan yang digunakan pada edisi sebelumnya kini ditinggalkan.
Setelah terbitan edisi ke-15 pada tahun 1951 terbukti bahwa perubahan yang dilakukan dalam edisi ke-15 dianggap terlalu berat bagi pustakawan, banyak pustakawan yang tetap menggunakan edisi ke- 14.
(3).Edisi ke-16 hingga 19
edisi 16yang telah terbit pada tahun 1958 memulai tradisi baru dengan kebijakan siklus revisi tujuh tahunan artinya bagan Dewey akan keluar dalam edisi baru setiap 7 tahun. Pad edisi 16 diputuskan untuk kembali kepada kebijakan lama dalam mempertahankan enumerasi terinci sambil mengambil butir inovasi dari edisi 15 seperti ejaan baku, per-istilahan yang mutakhir, serta penyajian tipofrafi yang menarik.
Edisi 17 hingga 19 tetap berpegang pada kebijakan di atas. Editor DDC tetep mempetahankan prinsip integtitas nomor dalam batas-batas masih masuk akal.
(4). Edisi ke 20
Edisi 20 terbit pada tahun 1989 dengan beberapa perubahan. Warna edisi menjadi coklat muda dan dibagi menjadi 4 jilid karena edisi sebelumnya ( terutama pada bagan klasifikasi) dianggap terlalu repot. Jilid 1 merupakan tabel subdivisi standar, jilid 2 bagan dari 000-500, jilid 3 bagan 600-900, dan jilid 4 merupakan indeks.
Walaupun tetap merupakan dalam tahap mempertahankan prinsip integritas nomor, dalam edisi ini, prinsip tersebut sedikit dilanggar. Terjadi relokasi, misalnya komputer kini menepati 001, yang semula merupakan bagan dari elektronika.
(5). Edisi Ringkas
Untuk keperluan perpustakaan kecil serta perpustakaan dengan laju pertumbuhan lamban maka sejak tahun 1894 telah diterbitkan edisi ringkas. Edisi ringkas ini merupakan memuat kira-kira 2/5 dari edisi lengkap. Edisi ringkas digunakan oleh perpustakaan sekolah serta perpustakaan umum yang relatif kecil.
Pada awal mulanya, edisi ringkas direvisi bilamana dianggap perlu. Ketentuan ini kemudian diubah, setiap edisi ringkas diterbitkan mengikuti pola edisi lengkap. Untuk edisi lengkap 19 diterbitkan edisi ringkas ke-11, dengan terbitnya edisi lengkap 20 maka edisi 12 ringkas diharapkan terbit sekitar tahun 1991. Hingga edisi ringkas ke-9, edisi tersebut merupakan ringkasan sebenarnya dari nomor untuk berbagai subjek yang berbeda dengan edisi lengkapnya. Jadi, bukan hanya ringkasan belaka, kadang-kadang merupakan ringkasan atau kadang-kadang merupakan adaptasi. Atas permintaan pemakai, edisi ringkas ke 11 merupakan ringkasan sesungguhnya dari edisi lengkap 19.
2.. Bagan DDC
Dalam sistem klasifikasi DDC Dewey membagikan seluruh bidang ilmu menjdi 9 bidang ilmu pengetahuan, masing-masing bidang diberi simbol berupa angka Arab, yakni dari 1 sampai 9. Karena dalam sistem klasifikasi DDC suatu notasi sekurang-kurangnya terdiri atas tiga buah angka Arab, maka dalam pembagian pertama bidang-bidang ilmu pengetahuan angka 1 sampai 9 masing-masing ditambah 00 menjadi 100 s.d. 900, disamping itu terdapat pila satu bidang ilmu yang bersifat umum yang diberi simbol 000. Kesepuluh bidang tersebut merupakan pengelompokkan pertama dalam sistem DDC dan telah menjadi kelas utama.
Bagan atau schedule pada DDC terdiri dari serangkaian notasi bilangan ( yang disebut dengan nomor kelas) untuk kelas utama dan semua perincian lanjutannnya (tajuk) yang disusun menurut ”Prinsip-prinsip Dasar DDC” yang sudah diuraikan sebelumnya.
Seringkali tajik dalam bagan diikuti dengan satu atau beberapa catatan dan petunjuk pemakainya. Uraian lebih lanjut mengenai lanjutan catatan dan petunjuk tersebut pada penjelasan berikutnya.
Bagan lengkap DDC juga memiliki ringkasan-ringkasan yang disebut dengan ringkasan pertama (yang terdiri dari 10 kelas utama) dan ringkasan yang kedua (yang terdiri dari 100 revisi) dan ringkasan yang ketiga, yaitu 1000 seksi yang sebenarnya hanya 920 seksi, karena terdapat nomor kelas yang tidak atau belum dipakai.
(6). Revisi
A. Prosedur Revisi
Editor DDC bertanggung jawab atas revisi bagan DDC. Kantor penyunting DDC merupakan bagan dari Processing Department library of Congress sedangkan penerbit DDC adalah Forrest Prss. Kedua badan tersebut membentuk Decimal Classification Editorial Policy committee dengan tugas revisi DDC. Komiite tersebut memeriksa usulan revisi serta mengajukan saran perbaikan kepada Forrest Press. Editor DDC adalah kepala Decimal Classification Division library of Congress yang juga bertugas membubuhkan notasi Dewey pada berkas catalog libray of Congress. Dengan demikian diharapkan terdapat ketaat-asasan serta koordinasi revisi serta aplikasi system.
Saat ini DDC memiliki siklus atau interval 7 tahun. Selama periode tersebut, semua bagan dan tabel diperiksa ulang serta dilakukan revisi bilamana diperlukan.
B. Bentuk Revisi
(a). Perluasan
Perluasan dapat digunakan untuk memperkenalkan subjek baru erta memberikan subdisivisi lebih spesifik dan terinci bagi subjek yang telah ada. Siatem notasi DDC memungkinkan bpenambahan subjek baru cukup dengan menambahkan subdisivisi baru. Ancangan tersebut merupakan ancangan yang masuk akal.
Karena subjek yang baru akan muncul jarang yang merupakan subjek sama sekali baru, terlepas dari perngetahuan yang ada. Subjek baru biasanya tumbuh sebagai anak atau hasil perkembangan bidang ilmu yang ada. Bagi pengetahuan yang tidak ada, rincian mendalam akam subdivisi yang ada akan dilaksanakan bilamana bahan pustaka mengenai subjek tersebut semakin meruyak.
(b). Reduksi
Biasanya bila suatu subdivisi jarang digunakan maka pada edisi berikutnya subdivisi tersebut dihilangkan serta dibiarkan kosong. Sebagai penggantinya, subtopik yang digunakan dan yang mencakup subdivisi yang telah dihilangkan itu kini diperluas dengan topik umum. Dalam prakteknya, jumlah perluasn jauh lebih banyak daripada reduksi.
(c). Relokasi
Dalam setiap edisi, sejumlah topik digeser ke berbagai lokasi ( dalam hal ini memperoleh nama baru) dalam bagan. Relokasi dilakukan dengan berbagai alasan yang salah satunya adalah:
1.Untuk membenahi penempatan yang kurang tepat. Ini dilakukan dengan menempatkan topik pada lokasi yang dianggap lebih tepat.Misalnya pada edisi 18 DDC, bahasa dan sastra ”yiddish” diubah dari 492,29 dan 892,49 (semula subdivisi bahas dan sastra Hibrani)ke lokasi baru dengan nomor 437,947 dan 839,09 (sebagai cabang bahasa dan sastra German).
2, Untuk menghilangkan penyedian gandatatkala dua angka atau lebih mewakili konsep yang sama atau terjadi kontradiksi.Misalnya, ”securities exchange” (semula 332,642) dan ”exchange of securties on otganizied exchange (semula 332,62) kini menjadi dan telah digabungkan sebagai subjek tunggal ”exchange of securities” serta memperoleh angka 332,642 dalam edisi ke- 18.
3. Memberikan tempat bagi subjek baru bilamana tidak tersedia nomor, misalnya pada edisi ke-18 DDC, Antartika dipindahkan dari notasi kawasan -99 ke -989 untuk memberi tempat -99 bagi ”extraterrestial Worlds”. Lazimnya bila sebuah nomor dikosongkan karena relokasi maka nomor kosong tersebut baru diisi pada edisi berikutnya.
4. Sebagai hasil penataan kembali bidang pengetahuan, sebuah subjek tertentu yang telah ada, namun kemudian terbukti bahwa penempatan tersebut kurang cocok. Maka subjek baru tersebut dialihkan ke subjek lain yang berbeda. Misalnya Austronautius semula memperoleh notasi 629,4 ( sebagai salah satu cabang ”Engineering”).
(d). Phoenix Schedules
dalam hal ini, seluruh bagian sebuah subjek direvisi besar-besaran tanpa memperhatikan edisi sebelumnya. Hal ini terjadi dengan 510 pada DDC edisi ke-18, 324 pad edisi ke-19, an 780 pada edisike-20. Dengan revisi besar-besaran ini maka editor DDC tidak terpaku pada penundaan notasi maupu terikat pada notasi yang ada,. Jadi, hasilnya ialah relokasi besar-besaran. Dalam istilah klasifkasi, bagan yang direvisibeasr-beasran tanpa memperhatikan edisi sebelumnyadiperlakukan secara ” Phoenix”. Biasnya subjek yang memperoleh ”Phoenix Schedules” diberi tanda segi tiga besar.
Contoh : 546 (kimia anorganik) dan 547 (kimia organic) dalam edisi 16.
7. Prinsip Dasar
a. Klasifikasi Berdasarkan Disiplin
DDC merupakan klasifikasi berdasarkan disiplin, bukan hanya pengelompokkan bahan pustaka berdasarkan subjek belaka.Pembagian kelas utama dan subklas berdasarkan disiplin akademis atau bidang kajian, bukannya berdasarkan subjek.Hasilnya ialah subjek yang sama mungkin memperoleh tempat kelas lebih dari satu.Misalnya, subjek kelurga mungkin digolongkan dalam kelas etika, agama, sosiologi, adat istiadat, keluarga berencana, rumah tangga, genealogi, tergantung pada ancangan pengarang.
Dalam DDC, pengetahuan di bagi menjadi 9 kelas utama yaitu Filsafat, Teologi, Sosiologi ( kemudian Ilmu-Ilmu sosial ),Flologi, Ilmu Alam, Useful arts, kesenian( Fine arts ), sastra, dan sejarah.Beberapa diantaranya kini tidak dianggap lagi sebagai disiplin.Kini lebih di anggap sebagai bidang kajian dengan masing-masing bidang mencakup beberapa disiplin akademis.Pada universitas modern, bidang semacam Filsafat, bahasa, kesenian, dan sastra di kelompokkan dalam kelompokkan Humaniora, swjajar dengan bidang kajian lain seperti Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu-Ilmu Alam.Ilmu-Ilmu Sosial terdiri dari beberapa disiplin.
Dalam kelas utama DDC, enam dari 9 kelas utama termasuk kelompok Humaniora, sedikit banyak mencerminkan situasi pengajaran sesama Dewey. Perkembangan dalam ilmu pengetahuan tidak sama cepatnya sehingga terdapat perbedaan kecepatan dan kuantitas ilmu pengetahuan.Hal ini menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan dalam DDC. Sebagai contoh kelas Filsafat dan Agamarelaif tidak ada perubahan sejak edisi pertama hingga edisi 20 sementara kelas Useful arts ( kemudian berubah nama menjadi Teknologi/Ilmu-Ilmu Terapan ) mengalami perkembangan dan peluasan luar biasa.
b. Struktur Hirarkhis
DDC terdiri dari sembilan kelas utama ditambah satu kelas generalia sehingga terdapat 10 kelas utama. Setiap kelas utama dibagi lagi menjadi subkelas, kemundian dibagi lagi pada tahap berikutnya. Pengetahuan akan hal ini terdapat kelas 800 Sastra dan 000 Generalia. Pada kelas 800, susunan mula-mula berdasarkan sastra kemudian bahasa asal, bentuk literel, lalu periode.Pada kelas Generialia, susunan mula-mula berdasarkan bentuk ( seperti 030 Ensiklopedia umum, 050 majalah, dan 071-070 surat kabar ) kemudian menurut bahasa atau tempat. Karana bahan pustaka ini tidak berkaitan dengan subjek spesifik maka tidak termasuk kedala disiplin tertentu. Kelas 800 dan sebagiankelas 000seriang disebu kelas bentuk ( From class).
8. Notasi
a. Simbol
DDC menggunakan notasi murni berdasarkan angka Arab. Setiap topik dalam bagan dinyatakan dalam angka Arab misalnya 3465.59804695. Sistem notasi ini dikenal di mana-mana serta mampu mengatasi tembok bahasa karena maknanya universal.
Dewey membagi universum pengetahuan berbasis 10 sebagai berikut :
0 Karya umum
1 Filsafat dan disiplin berkaitan
2 Agama
3 Ilmu-Ilmu Sosial
4 Bahasa
5 Ilmu-Ilmu Murni
6 Teknologi (ilmu-ilmu terapan)
7 Kesenian
8 Sastra ( belles-letres, susastera)
9 Geografi umum dan sejarah serta cabangnya
Untuk membagi kelas utama digunakan prinsip desimal, atau setiap kelas utama dapat dibagi lagi secara desimal menjadi 10 devisi yang merupakan subordinasi dari kelas utam tersebut, mialnya kelas utama 300 (ilmu-ilmu sosial) dibagi menjadi 10 divisi sebagai berikut:
300 – ilmu-ilmu sosial
310 – statistik
320 - politik
330 - ekonomi
dan seterusnya
Dalam prakteknya, DDC menggunakan bilangan tiga digit sehingga harus menambahkan nol agar terbentuknya bilangan tiga digit. Misalnya, 2 menjadi 200 untuk Agama dan 510 untuk Matematika. Bagi bilangan yang berisi lebih dari tiga digit pertama ditambahkan titik,misalnya :
327.598073
512.56
745.92251
selain bagan klasifikasi yang memuat notasi-notasi dasar yang siap pakai (enumerated), bagan DDC juga menyediakan tabel-tabel tambahan atau tabel pembantu dan indeks subjek. Tabel-tabel tambahan berisi notasi-notasi tambahan yang penggunaannya tidak berdiri sendiri, melainkan digabung dengan notasi dasar dari bagan klasifikasi DDC. Dalam DDC terdapat tujuh buah tabel pembantu.
b. Struktur Hirarkis
Ciri lain notasi DDC ialah struktur hirarkis artinya notasi DDC mencerminkan tata susunan hirarkis dari klasifikasi. Notasi mencerminkan hubungan antara masing-masing unit pengetahuan serta elemen subordinasinya. Setiap kelas utama di bagi menjadi 10 divisi. Posisi kedua dari notasi mengungkapkan konsepdivisi.Dalam posisi ini, 0 digunakan untuk karya umum bagi seluruh kelas utama, sedangkan 1-9 untuk sunkelas. Dengan demikian 500 digunakan untuk karya umum dari Ilmu-ilmu Murni, misalnya 540 Kimia.
Setiap divisi dibagi lagi menjadi 10 seksi. Seksi ini ditandai dengan tiga digit, misalnya :
510 Matematika
511 Generalia
512 Aljabar
513 Aritmatika
514 Topologi
540 Kimia
541 Kimia Fisik dan teoritis
542 Laborotorium, aparat, perlengkapan kimia
543 Kimia analitis
Sistem Dewey memungkinkan pembagian subdivisi secara spesifik dan terinci dengan menambahkan notasi decimal. Titik desimal selalu dibubuhkan pada digit ketiga sedangkan sesudahnya tidak perlu dibubuhi titik. Sesudah tanda titik, perluasan notasi dapat dilakukan. Notasi Dewey tidak pernah berakhir dengan nol sesudah titik desimal karena nol terminal sesudah titik desimal tidak ada nilai aritmatikannya.
Pengembangan klasifikasi dari umum ke spesifik ditandai dengan penambahan digit baru pada masing-masing tingkat devisi. Pengecualian akan hal yang bersifat hirarki struktur ini terdapat pada notasi 574 (Biologi), 580 (Botani), dan 590 (Zoologi), secara keseluruhan, struktur klasifikasi hirarkis tercemin dalam notasi hirarkis.
c. Mnemonics
Dalam DDC sering kali terdapat angka konsisten yang acapkali digunakan untuk membentuk subjek. Angka tersebut mencerminkan subjek yang sama, misalnyav Italia memperoleh angka 5 ( namun angka 5 tidak selalu pada Italia).
Dalam sastra, notasi -1 selalu menunjukan bentuk puisi. Jadi pusi Ingris 821; puisi Indonesia 899.2211. gawai ini yang membantu pemakai dalam mengingat atau mengenali nomor kelas serta memungkinkan mengembangkan system enumertif kea rah bagan sintesis analisis. Sietem enumertif merupakan sistem yang mendaftar topik atau bahasan yang ada sementara sistem sintesis analisis merupakan sistem yang mampu mensintesiskan berbagai pokok atau bahasan secara analisis. Gawai untuk keperluan mengingat, mngenali, serta mngembangkan sistem analisis inilah yang disebut dengan mnemonics.
Pada edisi awal, ”mnemonics” banyak sekali digunakan untuk divisi bentuk, divisi geografis, bahasa, dan satra. Karena sifat sintesis analisis dan klasifikasi Dewey semakin meningkat, dan penggunaan ”mnemonics” pun semakin meniungkat pula.
Edisi pertama DDC mulai sebagai sistem enumeratif artinya subjek didaftar ( enumerasi) dalam bagan klasifikasi. Pada edisi kedua tabel bentuk mulai dipergunakan serta nomor tertentu, dala bagan dibagi seperti nomor lainm khususnya menyangkut subdivisi geografis. Jadi sejak edisi awal sintesi atau pembetukan nomor sudah ada.
Mulai edisi ke -17, tabel pada kawasan untuk divisi geografis mulai digunakan. Pada edisi 18 telah diperkenalkan 5 tabel tanbahan, sehingga dapat memperluas sifat sintesis analistis sistem Dewey. Pada edisi ke 20 tetap digunakan 7 tabel seperti tanbahan:
Tabel 1: Subdivisi standar.
Tabel 2 : kawasan geografis, periode historis, personalia.
Tabel 3: subdivisi untuk sastra.
Tabel 3-A: Subdivisi untuk karya oleh atau tentang pengarang perorangan.
Tabel 3-B: Subdivisi untuk karya oleh atau tentang lebih dari satu perorangan.
Tabel 3-C: notasi yang ditambahkan sesuai dengan instruksi dalam tabel 3-B dan notasi 808.809.
Tabel 4: Subdivisi bahasa.
Tabel 5: Ras, etnik, kelompok sosial.
Tabel 6:Bahasa.
Tabel 7:Kelompok orang.
Sehingga dapat disimpulkan dari sejarah dan karakteristik dari DDC sebagai berikut:
• Karya Melvil Dewey (1851-1931)
• Terbit pertama kali 1876 dengan judul A Cllassification and Subject Index for Cataloguing and Arranging the Books and Pa1phlets of Library dalam 42 halaman: 12 halaman pendahuluan, 12 halaman bagan dan 18 halaman indeks.
• Saat ini telah terbit edisi ke-22 (2003) setebal > 3000 halaman, terdiri atas 4 jilid: Introduction, 2 Tabel dan Indeks Relatif.
• Disamping edisi lengkap, DDC juga menerbitkan edisi ringkas.
• DDC telah diterjemahkan ke berbagai bahasa
• Mempunyai beberapa keunggulan disamping beberapa kelemahan.
Salah satu keunggulan adalah:
1. DDCmerupakan sistem yang peraktis dan merupakan bagain klasifikasi yang paling banyak digunakan didunia,termasuk indonesia.
2. DDC menggunakan lokasi relatif untuk pertamakalinya
3. Revisi berkala dengan interval teratur menjamin kemutahkiran bagan klasifikasi Dewey.
4. notasi murni dengan angka arab dikenal dengan universal.
5. urutan numrik kasak mata mmudahkan penjajaran dan penempatan buku di rak.
6. sifat hirarkis notasi DDC mencerminkan hubungan antara nomor kelas.
7. penggunaan notasi desimal memungkinkan perluasan dan pembagian subdivisi tanpa batas.
8. sifat mnemonics ntasi membantu pemakai mengingat dan mengenali nomor kelas.
Sedangkan kelemahannya adalah:
1. klasifikasi Dewey terlalu berorientasi pada sifat Anglo Saxon serta kristiani.
2. penempatan beberapa subjek tertentu dipemasalahkan.
3. basis sepuluh DDC membatasi kemampuan perluasan sistem notasi, karena dari sepuluh divisi hanya sembilan yang dapat diperluas untuk memberi tempat subjek yang bertingkat sama dalam hirarki.
4. perluasan sebuah subjek dxap[at dilakukan dengansistem desimal.
5. relokasi dan phonix schedule sering menimbulkan masalh bagi pustakawan.
6. laju pertunbuhan ilmu pengetahuan tidak sama sehingga membuat struktur ilmu pengetahuan tidak seimbang.

data pribadi

Foto Saya
IMPUS 07
saya merupakan seseorang yang sangat bijaksana di dalam mengambil keputusan,selalu tidak puas untuk mendapatkan informasi yang bersifat nyata dan selalu merasa kekurangan ilmu pengetahuan..
Lihat profil lengkapku

Selasa, 17 Maret 2009

SEJARAH DAN KARAKTERISTIK DDC

Sejarah Dan Karakateristik "DDC"



Melville Louis Kossuth Dewey lahir pada 10 Desember tahun 1851, hidup di lingkungan keluarga lemah dan miskin bertempat tinggal di Brown kota yang kecil di New York.
Dengan teliti dan ketertarikannya akan suatu ejaan yang disederhanakan, ia memendekkan nama pertamanya menjadi Melvil, sebagai orang dewasa yang muda, dia menghilangkan nama tengahnya untuk mempersingkat namanya menjadi Dui. Dewey menemukan suatu gagasan ilmu klasifikasinya dengan menamakan sebagai Dewey klasifikasi Sistim desimal ( DDC) suatu sistem ketika ia berumur 21 tahun dan bekerja sebagai asisten siswa di perpustakaan dari Amherst Perguruan tinggi. Pekerjaan yang diciptakan tersebut adalah suatu revolusi di dalam ilmu kepustakaan. Dan ia menjalankan suatu jaman yang baru tentang dunia kerja kepustakaan. Yang layak dijuluki sebagai Melvil Dewey dengan sebutan Bapa dari Lingkup kerja kepustakaan yang modern." lingkup kerja kepustakaan Dewey yang diubah dari suatu lapangan kerja persis sama benar profesi yang modern.
Ia membantu dalam menetapkan Asosiasi Perpustakaan Amerika ( ALA) pada tahun 1876; ia menjabat sebagai sekretaris dari tahun 1876-1890 dan menjadi presiden pada tahun 1890-1891. Ia juga menerbitkan Perpustakaan Jurnal yang diterbitkan. Sebagai tambahan, standard perpustakaan Dewey yang dipromosikan, dan membentuk suatu perusahaan untuk menjual persediaan perpustakaan, yang secepatnya menjadi Kantor perusahaan Perpustakaan
Seorang pelopor di dalam dunia pendidikan perpustakaan, Dewey telah menjadi seorang pustakawan yang berasal dari Columbia Perguruan Tinggi ( sekarang Columbia Universitas) di Kota New York pada tahun1883, dan menciptakan sekolah perpustakaan pertama di dunia pada tahun 1887. Dan pada tahun 1889, ia menjadi direktur dari suatu Perpustakaan di New York di Albania, suatu posisi yang ia kerjakan sampai 1906. cakupan Dewey dari pengetahuan dan pekerjaan sangat luas dan bervariasi.
Ia memelopori ciptaan dari peluang karier untuk wanita-wanita. Ia dan isteri yang pertamanya, Annie Dewey, mengembangkan suatu tempat tepatnya di daerah Danau yang tenang, suatu tempat peristirahatan untuk sosial, pengayaan rohani dan budaya di Adirondack di daerah Pegunungan.
Sebagai suatu pembaharu ejaan yang telah disebut diatas, Dewey yang diperkenalkan pada sebagian awal edisi dari DDC pada ejaan yang disederhanakan, pengenalan aslinya pada ejaan yang disederhanakan telah dicetak kembali pada edisi yang berikut dari DDC melalui penerbitan dari Edisi 18 pada tahun 1971. Melvil Dewey yang meninggal setelah menderita suatu penyakit pada 26 Desember tahun 1931 pada umur 80. Tujuh dekade setelah kematiannya, ia masih dikenal sebagai Dewey, terutama untuk Penggolongan Sistim desimal, paling luas dalam penggolongan atau bentuk klasifikasi perpustakaan yang digunakan di dunia.
Pada edisi-edisi selanjutnya DDC terus disempurnakan dengan memasukkan subjek yang belum tercakup selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Disamping itu juga terdapat edisi lengkap, DDC menerbitkan edisi ringkas yang dapat digunakan bagi perpustakaan-perpustakaan yang tidak begitu besar dan bersifat umum. DDC pada saat ini telah diterbitkan juga dalam bentuk terjemahan dalam berbagai bahasa, termasuk dalam bahasa Indonesia dan sangat dikenal di dunia perpustakaan.
Banyak system klasifikasi yang tidak mampu bertahan lama, tetapi DDC ternyata telah mampu bertahan lebih dari satu abad sejak edisi pertama sampai saat ini. Terlepas dengan beberapa kelemahan pada DDC system klasifikasi ini dinilai baik dan sistimatik, universal, fleksibel, lengkap dan siap pakai (enumerated), terutama pada suatu badan yang mengawasi perkembangannya dan terus mengadakan peninjauan unutk menyempurnakan edisi-edisi selanjutnya.
Perpustakaan mempunyai format penggolongan bagian dari bidang perpustakaan dan ilmu pengetahuan informasi. Semua itu berjalan bersamaan dengan perpustakaan ( deskriptif) cataloging dan penggolongan, kadang-kadang perpustakaan mengelompokkan bersama-sama sebagai jasa teknis. Profesional perpustakaan yang sedang dalam melibatkan proses cataloging dan menggolongkan bahan-bahan, bahan-bahan perpustakaan disebut sebagai suatu pendaftar buku-buku atau catalog pustakawan.
Sistem klasifikasi Perpustakaan adalah salah satu dari dua perkakas yang digunakan untuk memudahkan pokok mengakses. Yang lain adalah bahasa index menurut abjad seperti Thesaurus dan system Subject.
Suatu klasifikasi perpustakaan adalah suatu sistem dari persandian dalam mengorganisir bahan-bahan perpustakaan, bahan-bahan perpustakaan itu seperti ( buku, serial, audiovisual bahan-bahan pustaka, file komputer, memetakan, naskah, realia, dan lain-lain). Dan suatu nomor dari;jumlah panggilan untuk informasi sumber daya itu. yang serupa Ke sistem klasifikasi menggunakan sistem klasifikasi. Perpustakaan yang menggolongkan kesatuan yang yang serupa bersama-sama secara khas diatur berdasarkan struktur brown secara hirarkis ( mengumpamakan sistem yang none-faceted). Klasifikasi berciri konsisten dari suatu pekerjaan yang terdiri dari dua langkah-langkah. Pertama ' tentang' dari material dipastikan. Berikutnya, suatu nomor; jumlah panggilan yang didasarkan dengan pada sistem klasifikasi. Jadi ditugaskan ke pekerjaan yang menggunakan notasi dari sistem
Pada tahun 1876 terbitlah sebuah pamphlet yang berjudul A Classification and subject index for cataloging the books and phamflet of a library. Penerbitan pamphlet tersebut mwenandai erbitnya system Dewy Decimal Classification, lebih dikenal dengan singkatan DDC.
Kini DDC menginjak edisi ke 22 ( terbit pada 2003), merupakan bagan klasifikasi yang banyak dipakai di dunia. Di Indonesia, DDC menduduki peringkat pertama sebagai bagan kasifikasi yang paling banyak digunakan, menyusul kemudian Universal Decimal Classification atau yang sering disebut dengan UDC.
DDC dibuat oleh Melvil Dewey berdasarkan kajiannya terhadap puluhan buku, pamphlet dan kunjungannya ke berbagai perpustakaan. Maka DDC dapat dikatakan sebagai klasifikasi pengetahuan untuk keperluan menyusun buku di perpustakaan. Jadi, DDC bukanlah klasifikasi ilmu pengetahuan seperti banyak diduga orang.
Edisi pertama terbit pada tahun 1876 setebal 44 halaman, diterbitkan dengan nama pengarang anonim,berisi kata pendahuluan, bagan untuk 10 kelas utama yang dibagi secara desimal menjadi 1000 kategori bernomor 000-999, serta indeks subyek menurut abjad.
Pembagian 10 kelas utama merupakan perbaikan dari sistem klasifikasi yang di kembangkan oleh W,T.Harris pada tahun 1870. Harris sendiri mendasarkan bagan klasifikasinya atas klasifikasi pengetahuan menurut ilmuwan francis bacon tetapi tata urutanya berbeda. Bacon membagi pengetahuan menjadi 3 kategori dasar yaitu sejarah,sastra [poesy],dan filsafat . ketiga kategori ini sesuai dengan pembagian pikiran manusia yaitu memori [ingatan] ,imaginasi ,dan nalar.[tabel 32,1]
Dalam bagan klasifikasi barunya,Dewey memperkenalkan dua ciri baru yaitu lokasi relatif dan indeks relatif .sebelum dikembangkan DDC, buku perpustakaan di beri nomor sesuai dengan lokasi masing-masing di rak. Misalnya XV1-15 artinya buku di rak XV1dengan nomor urut 15. dengan kata lain penentuan buku di rak menggunakan lokasi tetap sehingga buku tidak dapat diubah-ubah letaknya .Halangan lokasi tetap ialah buku dalam subjek sama mungkin letaknya terpencar karena kedatangannya di perpustakaan tidak sama.Sistem Dewey memberi nomor buku menurut subjeknya. Dengan demikian buku disusun menurut subjeknya tanpa memperhatikan di mana buku tersebut diletaknya di rak .Bila buku baru datang maka buku tersebut dapat disisipkan di antara buku lama selama buku baru tersebut berkaitan subjeknya dengan buku lain Sistem penempatan semacam ini yang memungkinkan perubahan letak selama buku tetap berkaitan subjeknya disebut lokasi relatf. Lokasi ini memungkinkan interkalasi tanpa batas, buku dapat dipindah-pidahkan tanpa harus mengubah nomor panggil. Dalam indeks relatif, Dewey menyatukan dalam satu lokasi berbagai subjek yang berkaitan atau sebuah subjek dibahas dalam beberapa bidang studi.
(1). Edisi Awal
Edisi 2 keluar tahun 1985 telah terjadi relokasi artinya penggeseran sebuah subyek dari sebuah nomor ke nomor yang lain. Edisi ini merupakan basis pola notasi pada edisi selanjutnya. Dalam edisi tersebut, Dewey pertama kali mengumakakan prinsip integritas angka artinya nomor dalam bagan Dewey dianggap sudah mapan walaupun mungkin terjadi relokasi. Dewey menyadari bahwa gawatnya relokasi dari satu edisis ke edisi lainnya karena perubahan, lebih-lebih lagi relokasi mengakibatkan perlunya reklasifikasi, padahal reklasifikasi tidak disenangi oleh seorang pustakawan. Integritas angka atau stabilitas angka tetap dipertahnkan pada edisi-edisi awal DDC, walaupun perubahan angka tertentu tidak dapat dihindari. Dewey mengawasi revisi bagannya hinnga edisi ke-13.
(2). Edisi ke-15
Edisi ke-14 memperahankan kebijakan sebelumnya. Rinciannya semakin memperjelas namun terdapat sedikit perubahan dalam struktur dasar. Perluasan pun tidak seimbang karena masih banyak bidang yang belum dikembangkan. Pada edisi ke-15 diambil kebijakan yaitu rincian di beberapa bidang dipangkas sehingga terdapat keseimbangan dalam subdivisi. Kalau pada edisi ke-14 terdapat sekitar 31.000 entri maka edisi 15 dipangkas menjadi 4700 entri. Juga disadri bahwa bagan DDC tidak sesuai dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya sains dan teknologi. Ini terjadi mungkin karena kebijakan integritas nomor. Pada edisi ke-15 diputuskan untuk relokasi sejumlah besar subyek. Indeks juga diperbaiki dan diringkas sedangkan ejaan yang disederhanakan yang digunakan pada edisi sebelumnya kini ditinggalkan.
Setelah terbitan edisi ke-15 pada tahun 1951 terbukti bahwa perubahan yang dilakukan dalam edisi ke-15 dianggap terlalu berat bagi pustakawan, banyak pustakawan yang tetap menggunakan edisi ke- 14.
(3).Edisi ke-16 hingga 19
edisi 16yang telah terbit pada tahun 1958 memulai tradisi baru dengan kebijakan siklus revisi tujuh tahunan artinya bagan Dewey akan keluar dalam edisi baru setiap 7 tahun. Pad edisi 16 diputuskan untuk kembali kepada kebijakan lama dalam mempertahankan enumerasi terinci sambil mengambil butir inovasi dari edisi 15 seperti ejaan baku, per-istilahan yang mutakhir, serta penyajian tipofrafi yang menarik.
Edisi 17 hingga 19 tetap berpegang pada kebijakan di atas. Editor DDC tetep mempetahankan prinsip integtitas nomor dalam batas-batas masih masuk akal.
(4). Edisi ke 20
Edisi 20 terbit pada tahun 1989 dengan beberapa perubahan. Warna edisi menjadi coklat muda dan dibagi menjadi 4 jilid karena edisi sebelumnya ( terutama pada bagan klasifikasi) dianggap terlalu repot. Jilid 1 merupakan tabel subdivisi standar, jilid 2 bagan dari 000-500, jilid 3 bagan 600-900, dan jilid 4 merupakan indeks.
Walaupun tetap merupakan dalam tahap mempertahankan prinsip integritas nomor, dalam edisi ini, prinsip tersebut sedikit dilanggar. Terjadi relokasi, misalnya komputer kini menepati 001, yang semula merupakan bagan dari elektronika.
(5). Edisi Ringkas
Untuk keperluan perpustakaan kecil serta perpustakaan dengan laju pertumbuhan lamban maka sejak tahun 1894 telah diterbitkan edisi ringkas. Edisi ringkas ini merupakan memuat kira-kira 2/5 dari edisi lengkap. Edisi ringkas digunakan oleh perpustakaan sekolah serta perpustakaan umum yang relatif kecil.
Pada awal mulanya, edisi ringkas direvisi bilamana dianggap perlu. Ketentuan ini kemudian diubah, setiap edisi ringkas diterbitkan mengikuti pola edisi lengkap. Untuk edisi lengkap 19 diterbitkan edisi ringkas ke-11, dengan terbitnya edisi lengkap 20 maka edisi 12 ringkas diharapkan terbit sekitar tahun 1991. Hingga edisi ringkas ke-9, edisi tersebut merupakan ringkasan sebenarnya dari nomor untuk berbagai subjek yang berbeda dengan edisi lengkapnya. Jadi, bukan hanya ringkasan belaka, kadang-kadang merupakan ringkasan atau kadang-kadang merupakan adaptasi. Atas permintaan pemakai, edisi ringkas ke 11 merupakan ringkasan sesungguhnya dari edisi lengkap 19.
2.. Bagan DDC
Dalam sistem klasifikasi DDC Dewey membagikan seluruh bidang ilmu menjdi 9 bidang ilmu pengetahuan, masing-masing bidang diberi simbol berupa angka Arab, yakni dari 1 sampai 9. Karena dalam sistem klasifikasi DDC suatu notasi sekurang-kurangnya terdiri atas tiga buah angka Arab, maka dalam pembagian pertama bidang-bidang ilmu pengetahuan angka 1 sampai 9 masing-masing ditambah 00 menjadi 100 s.d. 900, disamping itu terdapat pila satu bidang ilmu yang bersifat umum yang diberi simbol 000. Kesepuluh bidang tersebut merupakan pengelompokkan pertama dalam sistem DDC dan telah menjadi kelas utama.
Bagan atau schedule pada DDC terdiri dari serangkaian notasi bilangan ( yang disebut dengan nomor kelas) untuk kelas utama dan semua perincian lanjutannnya (tajuk) yang disusun menurut ”Prinsip-prinsip Dasar DDC” yang sudah diuraikan sebelumnya.
Seringkali tajik dalam bagan diikuti dengan satu atau beberapa catatan dan petunjuk pemakainya. Uraian lebih lanjut mengenai lanjutan catatan dan petunjuk tersebut pada penjelasan berikutnya.
Bagan lengkap DDC juga memiliki ringkasan-ringkasan yang disebut dengan ringkasan pertama (yang terdiri dari 10 kelas utama) dan ringkasan yang kedua (yang terdiri dari 100 revisi) dan ringkasan yang ketiga, yaitu 1000 seksi yang sebenarnya hanya 920 seksi, karena terdapat nomor kelas yang tidak atau belum dipakai.
(6). Revisi
A. Prosedur Revisi
Editor DDC bertanggung jawab atas revisi bagan DDC. Kantor penyunting DDC merupakan bagan dari Processing Department library of Congress sedangkan penerbit DDC adalah Forrest Prss. Kedua badan tersebut membentuk Decimal Classification Editorial Policy committee dengan tugas revisi DDC. Komiite tersebut memeriksa usulan revisi serta mengajukan saran perbaikan kepada Forrest Press. Editor DDC adalah kepala Decimal Classification Division library of Congress yang juga bertugas membubuhkan notasi Dewey pada berkas catalog libray of Congress. Dengan demikian diharapkan terdapat ketaat-asasan serta koordinasi revisi serta aplikasi system.
Saat ini DDC memiliki siklus atau interval 7 tahun. Selama periode tersebut, semua bagan dan tabel diperiksa ulang serta dilakukan revisi bilamana diperlukan.
B. Bentuk Revisi
(a). Perluasan
Perluasan dapat digunakan untuk memperkenalkan subjek baru erta memberikan subdisivisi lebih spesifik dan terinci bagi subjek yang telah ada. Siatem notasi DDC memungkinkan bpenambahan subjek baru cukup dengan menambahkan subdisivisi baru. Ancangan tersebut merupakan ancangan yang masuk akal.
Karena subjek yang baru akan muncul jarang yang merupakan subjek sama sekali baru, terlepas dari perngetahuan yang ada. Subjek baru biasanya tumbuh sebagai anak atau hasil perkembangan bidang ilmu yang ada. Bagi pengetahuan yang tidak ada, rincian mendalam akam subdivisi yang ada akan dilaksanakan bilamana bahan pustaka mengenai subjek tersebut semakin meruyak.
(b). Reduksi
Biasanya bila suatu subdivisi jarang digunakan maka pada edisi berikutnya subdivisi tersebut dihilangkan serta dibiarkan kosong. Sebagai penggantinya, subtopik yang digunakan dan yang mencakup subdivisi yang telah dihilangkan itu kini diperluas dengan topik umum. Dalam prakteknya, jumlah perluasn jauh lebih banyak daripada reduksi.
(c). Relokasi
Dalam setiap edisi, sejumlah topik digeser ke berbagai lokasi ( dalam hal ini memperoleh nama baru) dalam bagan. Relokasi dilakukan dengan berbagai alasan yang salah satunya adalah:
1.Untuk membenahi penempatan yang kurang tepat. Ini dilakukan dengan menempatkan topik pada lokasi yang dianggap lebih tepat.Misalnya pada edisi 18 DDC, bahasa dan sastra ”yiddish” diubah dari 492,29 dan 892,49 (semula subdivisi bahas dan sastra Hibrani)ke lokasi baru dengan nomor 437,947 dan 839,09 (sebagai cabang bahasa dan sastra German).
2, Untuk menghilangkan penyedian gandatatkala dua angka atau lebih mewakili konsep yang sama atau terjadi kontradiksi.Misalnya, ”securities exchange” (semula 332,642) dan ”exchange of securties on otganizied exchange (semula 332,62) kini menjadi dan telah digabungkan sebagai subjek tunggal ”exchange of securities” serta memperoleh angka 332,642 dalam edisi ke- 18.
3. Memberikan tempat bagi subjek baru bilamana tidak tersedia nomor, misalnya pada edisi ke-18 DDC, Antartika dipindahkan dari notasi kawasan -99 ke -989 untuk memberi tempat -99 bagi ”extraterrestial Worlds”. Lazimnya bila sebuah nomor dikosongkan karena relokasi maka nomor kosong tersebut baru diisi pada edisi berikutnya.
4. Sebagai hasil penataan kembali bidang pengetahuan, sebuah subjek tertentu yang telah ada, namun kemudian terbukti bahwa penempatan tersebut kurang cocok. Maka subjek baru tersebut dialihkan ke subjek lain yang berbeda. Misalnya Austronautius semula memperoleh notasi 629,4 ( sebagai salah satu cabang ”Engineering”).
(d). Phoenix Schedules
dalam hal ini, seluruh bagian sebuah subjek direvisi besar-besaran tanpa memperhatikan edisi sebelumnya. Hal ini terjadi dengan 510 pada DDC edisi ke-18, 324 pad edisi ke-19, an 780 pada edisike-20. Dengan revisi besar-besaran ini maka editor DDC tidak terpaku pada penundaan notasi maupu terikat pada notasi yang ada,. Jadi, hasilnya ialah relokasi besar-besaran. Dalam istilah klasifkasi, bagan yang direvisibeasr-beasran tanpa memperhatikan edisi sebelumnyadiperlakukan secara ” Phoenix”. Biasnya subjek yang memperoleh ”Phoenix Schedules” diberi tanda segi tiga besar.
Contoh : 546 (kimia anorganik) dan 547 (kimia organic) dalam edisi 16.
7. Prinsip Dasar
a. Klasifikasi Berdasarkan Disiplin
DDC merupakan klasifikasi berdasarkan disiplin, bukan hanya pengelompokkan bahan pustaka berdasarkan subjek belaka.Pembagian kelas utama dan subklas berdasarkan disiplin akademis atau bidang kajian, bukannya berdasarkan subjek.Hasilnya ialah subjek yang sama mungkin memperoleh tempat kelas lebih dari satu.Misalnya, subjek kelurga mungkin digolongkan dalam kelas etika, agama, sosiologi, adat istiadat, keluarga berencana, rumah tangga, genealogi, tergantung pada ancangan pengarang.
Dalam DDC, pengetahuan di bagi menjadi 9 kelas utama yaitu Filsafat, Teologi, Sosiologi ( kemudian Ilmu-Ilmu sosial ),Flologi, Ilmu Alam, Useful arts, kesenian( Fine arts ), sastra, dan sejarah.Beberapa diantaranya kini tidak dianggap lagi sebagai disiplin.Kini lebih di anggap sebagai bidang kajian dengan masing-masing bidang mencakup beberapa disiplin akademis.Pada universitas modern, bidang semacam Filsafat, bahasa, kesenian, dan sastra di kelompokkan dalam kelompokkan Humaniora, swjajar dengan bidang kajian lain seperti Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu-Ilmu Alam.Ilmu-Ilmu Sosial terdiri dari beberapa disiplin.
Dalam kelas utama DDC, enam dari 9 kelas utama termasuk kelompok Humaniora, sedikit banyak mencerminkan situasi pengajaran sesama Dewey. Perkembangan dalam ilmu pengetahuan tidak sama cepatnya sehingga terdapat perbedaan kecepatan dan kuantitas ilmu pengetahuan.Hal ini menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan dalam DDC. Sebagai contoh kelas Filsafat dan Agamarelaif tidak ada perubahan sejak edisi pertama hingga edisi 20 sementara kelas Useful arts ( kemudian berubah nama menjadi Teknologi/Ilmu-Ilmu Terapan ) mengalami perkembangan dan peluasan luar biasa.
b. Struktur Hirarkhis
DDC terdiri dari sembilan kelas utama ditambah satu kelas generalia sehingga terdapat 10 kelas utama. Setiap kelas utama dibagi lagi menjadi subkelas, kemundian dibagi lagi pada tahap berikutnya. Pengetahuan akan hal ini terdapat kelas 800 Sastra dan 000 Generalia. Pada kelas 800, susunan mula-mula berdasarkan sastra kemudian bahasa asal, bentuk literel, lalu periode.Pada kelas Generialia, susunan mula-mula berdasarkan bentuk ( seperti 030 Ensiklopedia umum, 050 majalah, dan 071-070 surat kabar ) kemudian menurut bahasa atau tempat. Karana bahan pustaka ini tidak berkaitan dengan subjek spesifik maka tidak termasuk kedala disiplin tertentu. Kelas 800 dan sebagiankelas 000seriang disebu kelas bentuk ( From class).
8. Notasi
a. Simbol
DDC menggunakan notasi murni berdasarkan angka Arab. Setiap topik dalam bagan dinyatakan dalam angka Arab misalnya 3465.59804695. Sistem notasi ini dikenal di mana-mana serta mampu mengatasi tembok bahasa karena maknanya universal.
Dewey membagi universum pengetahuan berbasis 10 sebagai berikut :
0 Karya umum
1 Filsafat dan disiplin berkaitan
2 Agama
3 Ilmu-Ilmu Sosial
4 Bahasa
5 Ilmu-Ilmu Murni
6 Teknologi (ilmu-ilmu terapan)
7 Kesenian
8 Sastra ( belles-letres, susastera)
9 Geografi umum dan sejarah serta cabangnya
Untuk membagi kelas utama digunakan prinsip desimal, atau setiap kelas utama dapat dibagi lagi secara desimal menjadi 10 devisi yang merupakan subordinasi dari kelas utam tersebut, mialnya kelas utama 300 (ilmu-ilmu sosial) dibagi menjadi 10 divisi sebagai berikut:
300 – ilmu-ilmu sosial
310 – statistik
320 - politik
330 - ekonomi
dan seterusnya
Dalam prakteknya, DDC menggunakan bilangan tiga digit sehingga harus menambahkan nol agar terbentuknya bilangan tiga digit. Misalnya, 2 menjadi 200 untuk Agama dan 510 untuk Matematika. Bagi bilangan yang berisi lebih dari tiga digit pertama ditambahkan titik,misalnya :
327.598073
512.56
745.92251
selain bagan klasifikasi yang memuat notasi-notasi dasar yang siap pakai (enumerated), bagan DDC juga menyediakan tabel-tabel tambahan atau tabel pembantu dan indeks subjek. Tabel-tabel tambahan berisi notasi-notasi tambahan yang penggunaannya tidak berdiri sendiri, melainkan digabung dengan notasi dasar dari bagan klasifikasi DDC. Dalam DDC terdapat tujuh buah tabel pembantu.
b. Struktur Hirarkis
Ciri lain notasi DDC ialah struktur hirarkis artinya notasi DDC mencerminkan tata susunan hirarkis dari klasifikasi. Notasi mencerminkan hubungan antara masing-masing unit pengetahuan serta elemen subordinasinya. Setiap kelas utama di bagi menjadi 10 divisi. Posisi kedua dari notasi mengungkapkan konsepdivisi.Dalam posisi ini, 0 digunakan untuk karya umum bagi seluruh kelas utama, sedangkan 1-9 untuk sunkelas. Dengan demikian 500 digunakan untuk karya umum dari Ilmu-ilmu Murni, misalnya 540 Kimia.
Setiap divisi dibagi lagi menjadi 10 seksi. Seksi ini ditandai dengan tiga digit, misalnya :
510 Matematika
511 Generalia
512 Aljabar
513 Aritmatika
514 Topologi
540 Kimia
541 Kimia Fisik dan teoritis
542 Laborotorium, aparat, perlengkapan kimia
543 Kimia analitis
Sistem Dewey memungkinkan pembagian subdivisi secara spesifik dan terinci dengan menambahkan notasi decimal. Titik desimal selalu dibubuhkan pada digit ketiga sedangkan sesudahnya tidak perlu dibubuhi titik. Sesudah tanda titik, perluasan notasi dapat dilakukan. Notasi Dewey tidak pernah berakhir dengan nol sesudah titik desimal karena nol terminal sesudah titik desimal tidak ada nilai aritmatikannya.
Pengembangan klasifikasi dari umum ke spesifik ditandai dengan penambahan digit baru pada masing-masing tingkat devisi. Pengecualian akan hal yang bersifat hirarki struktur ini terdapat pada notasi 574 (Biologi), 580 (Botani), dan 590 (Zoologi), secara keseluruhan, struktur klasifikasi hirarkis tercemin dalam notasi hirarkis.
c. Mnemonics
Dalam DDC sering kali terdapat angka konsisten yang acapkali digunakan untuk membentuk subjek. Angka tersebut mencerminkan subjek yang sama, misalnyav Italia memperoleh angka 5 ( namun angka 5 tidak selalu pada Italia).
Dalam sastra, notasi -1 selalu menunjukan bentuk puisi. Jadi pusi Ingris 821; puisi Indonesia 899.2211. gawai ini yang membantu pemakai dalam mengingat atau mengenali nomor kelas serta memungkinkan mengembangkan system enumertif kea rah bagan sintesis analisis. Sietem enumertif merupakan sistem yang mendaftar topik atau bahasan yang ada sementara sistem sintesis analisis merupakan sistem yang mampu mensintesiskan berbagai pokok atau bahasan secara analisis. Gawai untuk keperluan mengingat, mngenali, serta mngembangkan sistem analisis inilah yang disebut dengan mnemonics.
Pada edisi awal, ”mnemonics” banyak sekali digunakan untuk divisi bentuk, divisi geografis, bahasa, dan satra. Karena sifat sintesis analisis dan klasifikasi Dewey semakin meningkat, dan penggunaan ”mnemonics” pun semakin meniungkat pula.
Edisi pertama DDC mulai sebagai sistem enumeratif artinya subjek didaftar ( enumerasi) dalam bagan klasifikasi. Pada edisi kedua tabel bentuk mulai dipergunakan serta nomor tertentu, dala bagan dibagi seperti nomor lainm khususnya menyangkut subdivisi geografis. Jadi sejak edisi awal sintesi atau pembetukan nomor sudah ada.
Mulai edisi ke -17, tabel pada kawasan untuk divisi geografis mulai digunakan. Pada edisi 18 telah diperkenalkan 5 tabel tanbahan, sehingga dapat memperluas sifat sintesis analistis sistem Dewey. Pada edisi ke 20 tetap digunakan 7 tabel seperti tanbahan:
Tabel 1: Subdivisi standar.
Tabel 2 : kawasan geografis, periode historis, personalia.
Tabel 3: subdivisi untuk sastra.
Tabel 3-A: Subdivisi untuk karya oleh atau tentang pengarang perorangan.
Tabel 3-B: Subdivisi untuk karya oleh atau tentang lebih dari satu perorangan.
Tabel 3-C: notasi yang ditambahkan sesuai dengan instruksi dalam tabel 3-B dan notasi 808.809.
Tabel 4: Subdivisi bahasa.
Tabel 5: Ras, etnik, kelompok sosial.
Tabel 6:Bahasa.
Tabel 7:Kelompok orang.
Sehingga dapat disimpulkan dari sejarah dan karakteristik dari DDC sebagai berikut:
• Karya Melvil Dewey (1851-1931)
• Terbit pertama kali 1876 dengan judul A Cllassification and Subject Index for Cataloguing and Arranging the Books and Pa1phlets of Library dalam 42 halaman: 12 halaman pendahuluan, 12 halaman bagan dan 18 halaman indeks.
• Saat ini telah terbit edisi ke-22 (2003) setebal > 3000 halaman, terdiri atas 4 jilid: Introduction, 2 Tabel dan Indeks Relatif.
• Disamping edisi lengkap, DDC juga menerbitkan edisi ringkas.
• DDC telah diterjemahkan ke berbagai bahasa
• Mempunyai beberapa keunggulan disamping beberapa kelemahan.
Salah satu keunggulan adalah:
1. DDCmerupakan sistem yang peraktis dan merupakan bagain klasifikasi yang paling banyak digunakan didunia,termasuk indonesia.
2. DDC menggunakan lokasi relatif untuk pertamakalinya
3. Revisi berkala dengan interval teratur menjamin kemutahkiran bagan klasifikasi Dewey.
4. notasi murni dengan angka arab dikenal dengan universal.
5. urutan numrik kasak mata mmudahkan penjajaran dan penempatan buku di rak.
6. sifat hirarkis notasi DDC mencerminkan hubungan antara nomor kelas.
7. penggunaan notasi desimal memungkinkan perluasan dan pembagian subdivisi tanpa batas.
8. sifat mnemonics ntasi membantu pemakai mengingat dan mengenali nomor kelas.
Sedangkan kelemahannya adalah:
1. klasifikasi Dewey terlalu berorientasi pada sifat Anglo Saxon serta kristiani.
2. penempatan beberapa subjek tertentu dipemasalahkan.
3. basis sepuluh DDC membatasi kemampuan perluasan sistem notasi, karena dari sepuluh divisi hanya sembilan yang dapat diperluas untuk memberi tempat subjek yang bertingkat sama dalam hirarki.
4. perluasan sebuah subjek dxap[at dilakukan dengansistem desimal.
5. relokasi dan phonix schedule sering menimbulkan masalh bagi pustakawan.
6. laju pertunbuhan ilmu pengetahuan tidak sama sehingga membuat struktur ilmu pengetahuan tidak seimbang.

0 komentar:

 
i'm done watching this

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger